Pages

Showing posts with label Ilana Tan. Show all posts
Showing posts with label Ilana Tan. Show all posts

Friday, 18 January 2019

Ilana Tan - Autumn In Paris

RUANGAN itu sudah sepi semenjak satu jam yang kemudian Ilana Tan - Autumn in Paris


RUANGAN itu sudah sepi semenjak satu jam yang lalu. Semua lampu sudah dimatikan, kecuali yang terdapat di sudut ruangan bersahabat jendela. Lampu di sana masih menyala sebab masih ada seseorang di sana. Gadis yang menempati meja di bersahabat jendela itu sebetulnya tidak benar-benar membutuhkan penerangan sebab beliau tidak sedang bekerja.

Tara Dupont duduk bersandar di dingklik dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Keningnya berkerut dan matanya menyipit menatap lekat-lekat ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Ia menggigit bibir dan tidak habis pikir kenapa ponsel imut dengan banyak sekali macam hiasan gantung itu tidak berdering, tidak berkelap-kelip, tidak bergetar, tidak melaksanakan apa pun!

Ia memutar dingklik menghadap jendela besar dan memandang ke bawah, memerhatikan mobil-mobil yang berseliweran di jalan raya kota Paris dengan tatapan menerawang. Langit sudah gelap. Ia melirik jam tangan dan mendesah. Jam tujuh lewat. Dengan sekali sentakan beliau memutar kembali kursinya menghadap meja kerja.

“Ke mana saja kau?” desis Tara sambil mengetuk-ngetuk ponselnya dengan kukunya yang dicat oranye.
“Kau bicara dengan ponsel?”


Tuesday, 15 January 2019

Ilana Tan - Spring In London

kata itu menerjang gendang indera pendengaran Danny Jo bahkan sebelum dia sempat Ilana Tan - Spring In London

Seoul, Korea Selatan
“AKHIRNYA kaujawab juga teleponmu. Aku sudah mencoba menghubungimu
berkali-kali selama tiga hari terakhir.”
Kata-kata itu menerjang gendang indera pendengaran Danny Jo bahkan sebelum dia sempat
berkata “Halo”. Ia bahkan juga belum sempat benar-benar menempelkan ponselnya
ke telinga. Mengenali bunyi sahabatnya di ujung sana, Danny tertawa dan berkata,
“Jung Tae-Woo, saya tahu kamu rindu padaku, tapi tolong kecilkan sedikit suaramu.
Aku tidak mau orang-orang yang ada di dekatmu berpikir kita pacaran atau
semacamnya. Kau mungkin sudah terbiasa dengan info gay1, tapi saya tidak.”
Jung Tae-Woo tertawa hambar. “Lucu sekali,” katanya datar.

Saturday, 12 January 2019

Ilana Tan - Summer In Seoul

KONON dikala seseorang dalam keadaan hidup dan mati Ilana Tan - Summer in Seoul
KONON dikala seseorang dalam keadaan hidup dan mati, ia akan dapat melihat potongan-potongan kejadian dalam hidupnya, menyerupai menonton film yang tidak terang alur ceritanya. Benarkah begitu?
Oh ya, ia sedang mengalaminya. Ketika tubuhnya terlempar ke sana-sini, pandangannya mendadak gelap, namun anehnya ia lalu dapat melihat wajah seseorang dengan jelas. Ia juga dapat mendengar suaranya.
Betapa ia sangat merindukannya sekarang, ingin bertemu dengannya, ingin berbicara dengannya. Ada yang harus ia katakan pada orang itu. Ia harus memberitahunya ia rindu.
Hanya sekali saja…
Kalau boleh, ia ingin mengatakannya sekali saja…
Kalau boleh, ia ingin melihatnya sekali saja…
Tapi tidak bisa…
Suaranya tidak dapat keluar…
Ia tidak punya tenaga untuk bicara…


Wednesday, 9 January 2019

Ilana Tan - Winter In Tokyo

IA menyesap minumannya pelan dan memandang ke luar jendela Ilana Tan - Winter in Tokyo

IA menyesap minumannya pelan dan memandang ke luar jendela. Salju mulai turun
lagi. Ia bangun di sana beberapa saat, memandangi butiran salju yang melayang-layang
di luar.
Ada yang hilang.
Keningnya berkerut samar. Tentu saja ada yang hilang. Ia tahu benar ada sesuatu
yang hilang. Hanya saja ia tidak tahu apa yang hilang itu. Dan apakah sesuatu yang
hilang itu penting atau tidak.
Ia menarik napas dalam-dalam. Yah... mungkin bukan sesuatu yang penting.
Ia berputar membelakangi jendela dan memandang ke sekeliling ruangan. Aula
besar itu mulai ramai. Orang-orang terlihat gembira, saling tersenyum, tertawa, dan
mengobrol. Seorang kenalannya tersenyum dan melambai ke arahnya. Ia balas
tersenyum dan mengangkat gelas.
Tepat pada ketika itulah ia melihat orang itu.
Orang itu gres memasuki ruangan. Matanya tidak berkedip mengamati orang itu
menyalami beberapa orang sambil tersenyum lebar. Aneh... Ia menyadari dirinya tidak
bisa mengalihkan pandangan.
Ia melihat orang itu mengambil segelas minuman dari meja bundar bertaplak putih
sambil bercakap-cakap dengan seseorang yang bangun di sampingnya. Kemudian orang
itu mengangkat wajah dan memandang ke seberang ruangan. Tepat ke arahnya.
Mata mereka bertemu dan waktu serasa berhenti.
Aneh sekali. Otaknya tidak mengenal orang itu. Ia yakin ia tidak mengenal orang
itu. Tetapi kenapa tampaknya hatinya berkata sebaliknya?
Kenapa hatinya seakan berkata padanya bahwa ia merindukan orang itu?

Sunday, 7 October 2018

Ilana Tan - In A Blue Moon

 Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhi Ilana Tan - In a Blue Moon
Ilana Tan - In a Blue Moon
“Apakah kamu masih membenciku?”
“Aku heran kamu merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun lalu di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu sekarang ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan alasannya yaitu perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie alasannya yaitu ingin mengubah pendapat Sophie wacana dirinya. Juga alasannya yaitu ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya sanggup mengambil keputusan yang sangat tepat.

Wednesday, 25 July 2018

Ilana Tan - Sunshine Becomes You

Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang dapat kaupercayai Ilana Tan -  Sunshine Becomes You
“Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang dapat kaupercayai, percayalah bahwa saya mencintaimu. Sepenuh hatiku.”

Ini yaitu salah satu dongeng yang terjadi di bawah langit kota New York…
Ini dongeng wacana harapan yang muncul di tengah keputusasaan…
Tentang keinginan yang bertahan di antara keraguan…
Dan wacana cinta yang memperlihatkan alasan untuk bertahan hidup.

Awalnya Alex Hirano lebih menentukan jauh-jauh dari gadis itu—malaikat kegelapannya yang sudah membuatnya cacat.
Kemudian Mia Clark tertawa dan Alex bertanya-tanya bagaimana ia dulu dapat berpikir gadis yang mempunyai tawa secerah matahari itu yaitu malaikat kegelapannya.

Awalnya mata hitam yang menatapnya dengan tajam dan hirau taacuh itu menciptakan Mia gemetar ketakutan dan berharap bumi menelannya detik itu juga.
Kemudian Alex Hirano tersenyum dan jantung Mia yang malang melonjak dan berdebar begitu keras hingga Mia takut Alex dapat mendengarnya.


Subscribe to our newsletter