RUANGAN itu sudah sepi semenjak satu jam yang lalu. Semua lampu sudah dimatikan, kecuali yang terdapat di sudut ruangan bersahabat jendela. Lampu di sana masih menyala sebab masih ada seseorang di sana. Gadis yang menempati meja di bersahabat jendela itu sebetulnya tidak benar-benar membutuhkan penerangan sebab beliau tidak sedang bekerja.
Tara Dupont duduk bersandar di dingklik dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Keningnya berkerut dan matanya menyipit menatap lekat-lekat ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Ia menggigit bibir dan tidak habis pikir kenapa ponsel imut dengan banyak sekali macam hiasan gantung itu tidak berdering, tidak berkelap-kelip, tidak bergetar, tidak melaksanakan apa pun!
Ia memutar dingklik menghadap jendela besar dan memandang ke bawah, memerhatikan mobil-mobil yang berseliweran di jalan raya kota Paris dengan tatapan menerawang. Langit sudah gelap. Ia melirik jam tangan dan mendesah. Jam tujuh lewat. Dengan sekali sentakan beliau memutar kembali kursinya menghadap meja kerja.
“Ke mana saja kau?” desis Tara sambil mengetuk-ngetuk ponselnya dengan kukunya yang dicat oranye.
“Kau bicara dengan ponsel?”
Friday, 18 January 2019
Ilana Tan - Autumn In Paris
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment