Pages

Monday 6 August 2018

Suzanne Collins -3- Mockingjay

 memperhatikan lapisan tipis debu di atas kulit lama itu Suzanne Collins -3- Mockingjay
AKU menunduk memandang sepatuku, memperhatikan lapisan tipis debu di atas kulit lama itu. Di sinilah letak ranjang yang kutiduri bersama adikku, Prim. Di ujung sana ada meja dapur. Reruntuhan cerobong asap membentuk tumpukan watu gosong, memperlihatkan petunjuk di mana bagian-bagian lain dari rumah ini. Bagaimana lagi caraku menemukan arah di antara lautan kelabu ini? Nyaris tak ada yang tersisa di Distrik 12. Sebulan lalu, bom-bom Capitol memusnahkan rumah-rumah kumuh milik penambang watu bara di wilayah Seam, toko-toko di kota, bahkan Gedung Pengadilan. Satu-satunya kawasan yang lolos dari jilatan api yaitu Desa Pemenang. Aku tidak tahu alasannya. Mungkin semoga siapa pun yang terpaksa tiba kemari untuk urusan Capitol punya kawasan yang layak untuk tinggal. Reporter yang gila itu. Komite yang menilai kondisi tambang-tambang watu bara. Pasukan Penjaga Perdamaian yang mengusut apakah ada pengungsi yang kembali. Tapi tak ada seorang pun yang kembali kecuali aku. Dan ini pun hanya kunjungan singkat.

Para pejabat di Distrik 13 menentang kepulanganku. Mereka menganggapnya sebagai perjalanan yang mahal dan tak ada gunanya, mengingat paling tidak ada dua belas pesawat ringan yang berputar-putar di atas untuk melindungiku padahal tidak ada manfaat intelijen yang dapat diperoleh. Namun, saya harus  melihatnya sendiri. Saking pentingnya kepulanganku ini hingga saya menjadikannya syarat semoga saya mau bekerja sama mengikuti rencana-rencana mereka. Akhirnya. Plutarch Heavensbee, kepala Juri Pertarungan yang telah mengorganisir para pemberontak di Capitol, menyerah. “Biarkan ia pergi. Lebih baik menghabiskan waktu satu hari daripada satu bulan lagi. Mungkin tur ke Dua Belas memang dibutuhkan untuk meyakinkannya bahwa kita berada di pihak yang sama.”

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter