 |
| Anne Mather - Leopard in the Snow |
DI MUSIM semi dan di demam isu panas gunung-gunung tinggi dan danau-danau yang diteduhi gunung menggemakan bunyi para turis, yang ingin melarikan diri dari hutan baja dan beton di kota-kota besar. Mereka tiba berbondong- bondong bagaikan serbuan siput-siput raksasa, kendaraan beroda empat demi mobil. Ada yang berpiknik. Ada yang berkemah. Dan ada yang menarik kendaraan beroda empat karavan di belakang sedan mereka.
Pendaki-pendaki gunung berjalan ke West Water dan Skafell Pike. Banyak di antara mereka yang belum pernah menggunakan sepatu boot berpaku. Lalu-lintas macet, lebih-lebih di jalan sempit sepanjang danau Ullswater dan danau Windermere. Banyak toko yang menjual kartu dan barang tanda mata. Banyak pekan raya kerajinan setempat. Di danau layar putih kapal pesiar bercampur dengan layar Jingga bahtera dan berisiknya bunyi motor. Di mana-mana nampak orang menggunakan jas berbulu dan perlengkapan berlayar. Semua berusaha semoga kelihatan seperti mereka biasa memakainya. Hotel-hotel penuh sesak. Bar-bar sibuk melayani pembeli.
Penduduk setempat mengawasi, menunggu dan merasa bahagia jikalau turis-turis meninggalkan Lake District dan pulang kembali ke rumah dan ke pekerjaan mereka di kota. Daerah danau demam isu panas itulah yang diingat Helen. Dulu saat masih tinggal di Leeds, ayahnya memiliki sebuah bahtera di Bowness. Di dalam liburan demam isu panas ayahnya mengajar Helen berlayar. Kalau ditinjau lagi, masa itu ialah masa yang amat menyenangkan dalam hidup Helen, meskipun mereka hidup sederhana. Masa itu ialah masa sebelum ayahnya berhasrat maju dalam dunia, sebelum beliau menggabungkan perusahaannya dengan Thorpe Engineering. Masa sebelum beliau menikah dengan Isabel Thorpe dan menjadi orang yang begitu kaya dan berpengaruh. Dan perhatiannya ke olah raga tidak lagi ke cabang yang sederhana ibarat berlayar....
No comments:
Post a Comment