Pages

Monday 10 June 2019

Ahmad Tohari - Lintang Kemukus Dini Hari

Dukuh Paruk masih membisu meskipun beberapa jens satwanya sudah terjaga oleh mengambarkan datangn Ahmad Tohari - Lintang Kemukus Dini Hari
Ahmad Tohari - Lintang Kemukus Dini Hari
Dukuh Paruk masih membisu meskipun beberapa jens satwanya sudah terjaga oleh mengambarkan datangnya pagi. Kambing-kambing mulai gelisah dalam kandangnya. Kokok ayam jantan terdengar satu-satu, makin usang makin sering. Burung sikatan mencecet-cecet dari kawasan persembunyiannya. Dia siap melesat jikalau terlihat serangga pertama melintas dalam sudut pandangnya. Dari sarangnya di pohon aren keluar seekor tupai alasannya tercium amis lawan jenisnya. Mereka berkejaran. Dahan-dahan bergoyangan. Tetes-tetes embun jatuh mengakibatkan bunyi serempak. Seekor codot melintas di atas pohon pisang. Tepat di atas daun yang masih kuncup, hewan mengirap itu mendadak menghentikan kecepatannya. Tubuh yang ringan jatuh begitu saja ke dalam lubang kuncup daun pisang itu.

Jangkrik, gangsir, dan walang kerik sudah usang bungkam. Gangsir menyembunyikan diri dalam liang di tanah yang disumbat dari dalam. Walang kerik membaurkan diri dengan warna hijau dedaunan. Dia hanya dapat diketahui jikalau ada embusan angin. Pada ketika itulah naluri memerintahkannya menggesekkan sayap sehingga terjadi bunyi yang khas.

Ada sebatang pohon jambu air di salah satu sudut Dukuh Paruk. Dalam kerimbunan daun-daunnya sedang dipagelarkan harmoni alam; beratus-ratus lebah madu dengan ketekunan yang menakjubkan sedang menghimpun serbuk sari. Sayap-sayapnya mendengungkan aneka nada halus dan datar, mengisi kelengangan pagi yang masih temaram. Tanah di bawah pohon jambu itu memutih oleh hamparan beribu-ribu tangkai sari. Bau wangi tanah, bunyi lembut sayap-sayap lebah madu dan pendar embun yang mulai menangkap cahaya dari timur.

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter