Pages

Thursday 1 November 2018

Kisah 47 Ronin - John Allyn

 masa itu juga merupakan awal dari berakhirnya efek prajurit bayaran Kisah 47 Ronin - John Allyn

Di awal kurun ke-18, Jepang dilanda kekacauan. Pada masa itu, istana Shogun yang berada di Edo (sekarang Tokyo), marak dengan festival keme-wahan, korupsi, serta pesta-pora di kota bau tanah Kyoto. Sama sekali jauh dari aturan sosial. Kesenian makin berkembang; teater terkenal mulai lahir. Dengan makin berkuasanya klas pedagang, masa itu juga merupakan awal dari berakhirnya efek prajurit bayaran, atau samurai. Hilangnya efek ini sa-ngat mereka rasakan, terutama sebab para samurai sangat membenci segala bentuk perjuangan yang ber-tujuan mencari keuntungan.

Di tengah perubahan yang membingungkan itu, kekacauan sering muncul. Kekacauan utama terjadi akhir petani dikenakan pajak di luar batas kemam-puan mereka oleh Shogun, penguasa di seluruh Jepang. Samurai jarang sekali menjadikan keke-
rasan, suatu perilaku yang merupakan bentuk penghor-matan atas tingginya latihan serta disiplin mereka.

Namun bahkan seorang samurai pun mempunyai batas kesabaran. Khususnya bagi seorang daimyo muda yang terpaksa harus berurusan dengan tradisi istana yang sama sekali tak bermanfaat.

Peristiwanya terjadi di Edo tahun 1701. Dalam keadaan murka dan kecewa, Lord Asano dari Ako menyerang seorang pejabat istana yang korup se-hingga memicu serangkaian insiden yang berakhir dengan balas dendam paling berdarah dalam sejarah kekaisaran Jepang. Rangkaian insiden ini menge-jutkan seluruh negeri sehingga Shogun pun mengha-dapi kebuntuan aturan dan moral. Ketika semuanya berakhir, Jepang mempunyai jagoan gres - ialah empat puluh tujuh ronin (mantan samurai) dari Ako.

Fakta sejarah atas tindakan mereka sangat jelas; tapi keterangan rinci wacana insiden itu sangat kabur. Berbagai versi telah dikisahkan dalam bentuk lagu, cerita, drama dan film.
Buku ini dimaksudkan untuk memberikan sebuah catatan wacana apa yang mungkin terjadi di masa itu, saat Jepang dikucilkan oleh dunia dan tradisi usang masih mengatur kehidupan manusia.*


No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter