Pages

Friday, 8 February 2019

Bidadari Untuk Ikhwan

menjawab sambil menggunakan tas ransel hitamku kembali Bidadari untuk Ikhwan

“Akhi Khalid, antum sudah sholat dhuhur?” saya terbangun dari lamunanku ketika Andi
teman satu LDK (Lembaga Dakwah Kampus) menepuk pundakku.
“Akh, antum mengagetkan ana aja! Oh iya, ana belum sholat dhuhur nich!” aku
menjawab sambil menggunakan tas ransel hitamku kembali, yang ketika itu masih tergelatak
dilantai.
“Akh, bila gitu ayo kita kemasjid sekarang!” ajak Andi.
Aku hanya hanya menganggukkan kepala, sambil berdiri dan berjalan menuju masjid
kampus yang jaraknya tidak begitu jauh dari fakultasku.
Hem, nikmat benar air wudhu yang membasahi kulit-kulitku ini. Terasa semua
ringan dalam membasuh semua kotoran-kotoran dunia. Iqhomat sudah mengumandang,
tanda sholat akan dimulai.
“Benar-benar cantik, perempuan tadi! Siapa dia? Aku gres melihatnya sekarang!” lamunku.
“Allahu Akbar!” saya tersentak ketika Imam mengucapkan takbir rukuk.
“Masya’ Allah, saya sedang sholat!” sertamerta pun saya pribadi membuang jauh-jauh
pikiran yang telah menjauhkan saya dari kekhusyu’anku dalam sholat.


No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter