Pages

Wednesday 10 January 2018

Ahmad Tohari - Ronggeng Dukuh Paruk

Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar Ahmad Tohari - Ronggeng Dukuh Paruk
Ahmad Tohari - Ronggeng Dukuh Paruk
Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi di langit. Tanpa sekali pun mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam lamanya. Suaranya melengking ibarat keluhan panjang. Air. Kedua unggas itu telah melayang beratus-ratus kilometer mencari genangan air. Telah usang mereka merindukan amparan lumpur daerah mereka mencari mangsa; katak, ikan, udang atau serangga air lainnya.

Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontang. Sepasang burung bangau itu takkan menemukan genangan air meski hanya selebar telapak kaki. Sawah berubah menjadipadang kering berwarna kelabu. Segala jenis rumput, mati. Yang menjadi bercak-bercak hijau di sana-sini yakni kerokot, hidangan alam bagi aneka macam jenis belalang dan jangkrik. Tumbuhan jenis kaktus ini justru hanya muncul di sawah sewaktu kemarau berjaya.

Di bab langit lain, seekor burung pipit sedang berusaha mempertahankan nyawanya. Dia terbang bagai kerikil lepas dari katapel sambil menjerit sejadi-jadinya. Di belakangnya, seekor alap-alap mengejar dengan kecepatan berlebih. Udara yang ditempuh kedua hewan ini menciptakan bunyi desau. Jerit pipit kecil itu terdengar saat paruh alap-alap menggigit kepalanya. Bulu-bulu halus beterbangan. Pembunuhan terjadi di udara yang lengang, di atas Dukuh Paruk.

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter