Naura Laily - Tentang Cinta |
Friday I'm in Trouble
-Fanny-
Fanny terkantuk-kantuk mendengar atasannya, Pambudi Suteja, a.k.a Pak Budi, bercuap- cuap perihal rencana kolaborasi dgn sjumlah perusahaan menyerupai PT Indigo Company, PT
Starlight Indonesia, dan PT Surya Persada Jakarta. Sbenarnya, masih ada dua perusahaan lg
yg akan diajak kerja sama, tp Fanny hirau tak hirau dgn smua pembicaraan dlm rapat. Dia
bersikap begitu karna bosnya yaitu orang yg menyebalkan. Dia tdk menaruh respek
kepada laki-laki itu. Jika berbicara kpada Fanny, suaranya sok dibentuk lembut dan itu
membuatnya risi. Selama sbulan pertama kerja, ia mengamati tingkah bosnya itu, apakah
ia berbuat hal yg sama trhadap karyawan yg lain. Dan, stelah satu bulan brlalu, tanggapan yg
didpt yaitu tidak. Itu berarti bosnya memperlakukan Fanny secara 'spesial'. Kalau saja Pak
Budi bkn bosnya, ia sudah menjulukinya si Tambun karna tubuhnya bundar dan pendek.
Fanny malas menyimak jalannya rapat. Kertas catatannya dipenuhi dgn coretan2 tdk berarti
yg sengaja ia buat untuk mengusir rasa kantuknya. Sementara matanya sudah demikian
lembap karena berkali2 menguap. Namun berkali2 itu pula, Fanny dgn sekuat tenaga harus
menyembunyikannya. Entah itu dgn tdk membiarkan mulutnya terbuka atau dgn berpura2
menduduk.
'Aduh, ngantuk bnget,' ucapnya dlm hati sambil menambah sejumlah coretan lg disudut
bawah kertasnya. Permen. Ya, itulah yg terpikir olehnya untuk menciptakan dirinya tetap
terjaga.
Fanny menegakkan tubuhnya, kemudian merogoh saku blazernya dgn impian menemukan
sbungkus permen yg mungkin saja pernh ia selipkan tanpa sadar sbelumnya. Sayangnya,
ia tak menemukan satu pun.
No comments:
Post a Comment