Pages

Tuesday 31 July 2018

Andrea Hirata - Padang Bulan

Melalui pergolakan nasib seorang wanita dan huru Andrea Hirata - Padang Bulan

Melalui pergolakan nasib seorang wanita dan huru-hara kecemburuan, Andrea Hirata kembali menentukan sudut yang tidak terduga untuk menampilkan kisah yang inspiratif wacana kegigihan karakter-karakter di dalam novelnya. Novel Padang Bulan bermula dari kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun, Enong namanya, yang sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga. Tersambung pada sekuel novel ini, Cinta di Dalam Gelas, perjalanan nasib anak wanita kecil itu, melalui gaya khasnya: menertawakan kepedihan, memarodikan tragedi, mengkritik tanpa menjadi sarkastik, kisah Enong menjadi ibarat panggung di dalam lembaran-lembaran kertas. Membaca novel ini ibarat melihat sebuah gambar.

Dengan menceritakan kisah Enong ibarat sebuah epos, Andrea berhasil memperlihatkan kepada pembaca kekuatan-kekuatan besar yang tersembunyi di dalam diri manusia, kekuatan yang sering tidak disadari seseorang berada di dalam dirinya. Enong jatuh, bangun, jatuh lagi, dan bangkit lagi. Kisah Enong tidak sekadar kisah sebuah keluarga yang sederhana, namun wacana cita-cita seorang anak kecil, wacana keberanian menjalani hidup, dan wacana seorang lelaki yang menjadi acak-acakan alasannya yaitu peristiwa cinta pertama.

"Cemburu yaitu bahtera Nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam. Lalu, naiklah ke geladak bahtera itu, hewan yang berpasang-pasangan: perasaan tak berdaya-ingin mengalahkan, rencana jahat-penyesalan, kesedihan-gengsi....," kata lelaki itu.


No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter