Pages

Friday 6 July 2018

Luna Torashyngu - Victory

Raka membuka selimut yang nutupin badannya semenjak semalam Luna Torashyngu - Victory
Luna Torashyngu - Victory
Raka membuka selimut yang nutupin badannya semenjak semalam. Sambil memicingkan
matanya yang masih setengah terbuka, beliau berusaha menajamkan pendengaran, kayak
ngedenger sesuatu.
Suara bel? tanya Raka dalam hati.
Sayup- sayup memang tetdengar bunyi bel rumahnya. Suara itulah yang membangunkan
pemuda tersebut dari alam mimpinya. Raka melihat jam yang tergantung pada dinding
kamarnya. Pukul delapan lewat dikit!
Siapa sih yang iseng mainin bel!!? Ngeganggu orang tidur aja! gerutu Raka. Dia memang
gres tidur sesudah subuh, alasannya yaitu nonton pertandingan sepak bola di TV. Mumpung lagi libut
kenaikan kelas, beliau berniat untuk tidur hingga siang. Tadinya Raka membiarkan bunyi bel itu.
Mungkin aja rumah akan dikira kosong, dan tamu yang tak diundang itu cepat pergi.
Dugaannya benar! Beberapa dikala lalu bunyi bel berhenti. Raka menarik napas lega,
kemudiak menarik selimutnya, bermaksud tidur lagi. Tapi gres matanya hendak terpejam
kembali, bunyi bel itu terdengar lagi.
Ya ampuun!! jerit Raka dalam hati.
Siapa sih!? Emang tuh orang gak ada kerjaan lain selain ngegangguin orang tidur!?
Dengan mata masih setengah terpejam, Raka mencoba bangun dari daerah tidurnya.
Terhuyung- huyung beliau membuka pintu kamarnya di lantai atas. Dan alasannya yaitu belum
sepenuhnya kembali ke alam nyata, Raka sempat menabrak meja kecil di ruang tengah. Dia
mengerang kecil menahan sakit.
"Iyaaa tunguuu...!!!" teriak Raka kesal sambil mengusap- ngusap lututnya yang terbentur
meja. Lumayan sakit.
Raka menuju pintu depan rumahnya, dengan membuka pintu dengan wajah siap perang. Dia
bermaksud "menyemprot" orang dibalik pintu, nggak peduli siapa dia.
"Ini rumah Raka, kan?"
Raka yang siap murka jadi melongo. Di depannya berdiri cewek berambut pendek dan bertopi
merah. Cewek itu mengenakan T-shirt putih dibungkus jajet jins biru, sama dengan celana
jinsnya, dan sepatu kets putih. Di samping cewek itu tergeletak ransel ukuran besar.
"Heh! Kok bengong? Bener ini rumah Raka?" tegur cewek itu lagi.
Raka gres tersadar.
"Lo Raka?"
"Iya. Emang kenapa?"
"Kenapa lo gak jemput gue?"
"Jemput lo?" Raka heran dengan pertanyaan cewek di depannya.
"Papa udah ngasih tau lo, kan? Atau lo pura- pura lupa?"
Selagi Raka kebingungan, cewek itu nyelonong masuk ke rumahnya.
"Eh...."
"Ya udah, lupain aja! Asal lo ntar dapat jawab kalo Papa nanyain."

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter