Pages

Wednesday 17 October 2018

Samurai Jembatan Demam Isu Gugur - Takashi Matsuoka

 Kastel Awan Burung Gereja di Wilayah Akaoka Samurai  Jembatan Musim Gugur - Takashi Matsuoka
1860, Kastel Awan Burung Gereja di Wilayah Akaoka
Lady Shizuka tidak berubah sedikit pun selama bertahun-tahun semenjak Lord Kiyori
mengenalnya. Kulitnya sehalus porselen paling berkualitas dari Dinasti Ming, dengan kepucatan sempuma seorang perempuan istana dari kamar dalam. Tak terkerutkan oleh berlalunya waktu, tak terusakkan oleh paparan sinar matahari dan penderitaan, tanpa gejala yang mengungkapkan perbuatan, pemikiran, atau perasaan tak patut. Mata Shizuka, ketika tidak sedang mengamati Kiyori—dengan malu-malu atau dengan sengaja atau dengan memperdayakan, tergantung keadaan—menerawang jauh, dengan verbal seakan-akan sedang menantikan kejutan menyenangkan yang akan segera terjadi, sebuah verbal yang diperkuat oleh alisnya yang tinggi dan sangat rapi, bagaikan semut beriring. Rambutnya tidak ditata bergaya modem dengan segala kerumitan lipatan, gelungan, sasakan, dan aksesorinya, tetapi hanya dibelah dua dan diikat longgar dengan pita biru menjadi ekor kuda di bahunya, dan dari sana rambutnya tergerai di punggung sampai ke lantai., hitam bersinar dan anggun. Gaunnya, dari sutra tipis mengkilap dengan tekstur kontras, juga bermodel klasik, longgar di badan dan berlapis-lapis dengan nuansa biru, lengkap dari cerahnya biru danau di gunung tinggi sampai biru gelap langit malam. Lady Shizuka yakni citra sempurna seorang putri dari zaman Heian. Sebuah zaman, ia mengingatkan diri sendiri, yang sudah lewat berabad-abad lalu. Salah satu zaman keemasan kuno di Jepang pada sekitar kala ke-8 sampai kala ke-11 Masehi, ketika perdamaian dan keamanan sangat dijamin oleh penguasa ketika itu, Dinasti Heian.

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter