Pages

Wednesday 10 October 2018

Ida Farida - Soccer Love

 Cadie mengucap gemas mendapati lokerbya penuh coretan pilox Ida Farida - Soccer Love
Ida Farida - Soccer Love
Be Strong, Cadie! "Dasar kurang kerjaan!" Cadie mengucap gemas mendapati lokerbya penuh coretan pilox. Bermacam-macam bunyinya. Ada yang berseru senang, 'Poor Cadie, ha.. ha.. ha..!!!'. Ada juga yang berseru sedih, 'Malangnya! Hiks.. hiks.. hiks..', sok murung tepatnya. "Kenapa? Hari pertama masuk sekolah udah eksklusif sanggup sambutan?" Tiba-tiba saja sebuah bunyi terdengar dari kejauhan. Tanpa memalingkan wajahnya pun, Cadie sudah sanggup menebak bunyi siapa itu. Siapa lagi bila bukan Lily. Musuh besarnya semenjak beberapa tahun terakhir. Seseorang yang pastinya tertawa bahagia melihat kehancurannya. "Apa kabar, Ca? Hissashiburi desu ne (lama ya, nggak ketemu)?" kata Nena, satu dari dua sahabat setia Lily yang selalu mengikuti kemana pun Lily pergi. Dia sempat jadi temen les Cadie di Japan Foundation setahun yang lalu. Nena berhenti les alasannya ialah terlalu sibuk ngurusin asmanya. "Minggir!" Cadie menutup loker dan berniat pergi ke kelasnya. "Hei, apa Cadie yang pandai jadi kurang bakir sehabis terlalu usang mendekam di dalam rumah? Sampai-sampai kata untuk menyapa pun lupa." Cadie hanya diam. "Eh, Ca, apa elo..." "Minggir saya bilang! Aku nggak punya urusan sama kalian!" "Oh ya? Tapi sayangnya kita mau tuh cari urusan sama elo," tambah Sheila, sahabat Lily yang satunya lagi, yang punya postur badan ibarat pohon kelapa, jangkung dan kurusnya minta ampun. Pokoknya, kurus-sekurusnya insan deh. Oh ya, ada tambahan. Dia juga rada item. Berkulit coklat tepatnya. Meski memang beliau juga nggak kalah manis dari Lily dan Nena. Ya iyalah.. merrka bertiga anak Cheers. Dan memang ibarat itulah biasanya citra anak terkenal yang ikut Cheerleader, cantik. Well, tapi secantik-cantiknya Lily and the gank, tetap saja yang lebih manis di mata cowok-cowok ialah Canadian Kautsar. Lepas dari arogansi dan sifat dinginnya, cewek yang satu ini punya nilai lebih yang bahkan tiga Lily dan teman-temannya pun tidak sanggup menyamai. Dia pintar. Asli pintar. Dia ialah juara umum berturut-turut dari kelas satu hingga kelas dua, akseptor tetap beasiswa Guardian berkat prestasinya semenjak SD, hebat main piano, menguasai tiga bahasa : Jepang, Inggris, dan Korea. Berarti empat kalo ditambah sama bahasa Indonesia. "Ca, kau tau nggak kalo selama hampir dua ahad ini kita.."

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter