Pages

Thursday 29 March 2018

Putu Felisia - My Lovely Gangster

 Seorang laki-laki berusia tiga puluhan duduk di sebuah ruangan gelap Putu Felisia - My Lovely Gangster
Putu Felisia - My Lovely Gangster
BANGKOK-THAILAND, pertengahan Juni.
Seorang laki-laki berusia tiga puluhan duduk di sebuah ruangan gelap, mengamati layar komputer
sambil bertopang dagu. Seorang perempuan anggun ikut mendampinginya, duduk bersandar dengan
manja sambil membelai pundak laki-laki tersebut. Tidak ada yang istimewa dari pemandangan itu,
selain sepasang kekasih biasa. Hanya saja, ketika itu masing-masing dari mereka menggenggam
pistol semi otomatis yang sama. Pistol dengan dua puluh butir peluru yang siap ditembakkan
daati magazen-nya, mengundang simpulan hidup bagi musuh-musuh mereka.

Ruang sempit di sekeliling mereka berpendar redup, cahayanya mengenai sebagian wajah
sang pria. Tato naga hitam kecil melingkar di pelipisnya yang mulai berkerut. Konsentrasinya
terarah ke layar komputer. Mengamati refleksi gorong-gorong gelap di luar. Keadaan di sana
sangat bertolak belakang dengan ketenangan dalam ruangan. Suasana teramat kacau ketika itu.
Roda-roda terbakar berantakan di sana-sini. Gorong-gorong penuh dengan sosok-sosok tubuh
berlumuran darah. Sebuah perkelahian besar sedang terjadi. Puluhan anggota geng terlibat baku
hantam di gang-gang sempit, memperdengarkan bunyi-bunyian berisik dari senjata mereka.
Linggis, parang, juga dongkrak kendaraan beroda empat bergerak bergantian membentuk sebuah orkestra perang,
bersamaan dengan senjata-senjata lain yang beradu nyali. Berebutan menyesap kehidupan dari
sisa-sisa darah manusia.

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter