Pages

Monday 26 March 2018

Putu Kurniawati - Dikala Elang Menyayangi Dara

 Soalnya temanku yang iseng bilang bahwa namaku kayak nama burung Putu Kurniawati - Ketika Elang Mencintai Dara
Putu Kurniawati - Ketika Elang Mencintai Dara
Dara. Begitu orangtuaku memberi nama. Pas saya masuk SD, nama itu jadi mengganggu banget.
Soalnya temanku yang iseng bilang bahwa namaku kayak nama burung. Sampai sekarang, di
dikala saya sudah kelas X, nama itu masih mengganggu.
Waktu MOS kemaren, saya mesti bikin name tag, dan nama panggilan mesti dicantumkan di
name tag itu. Nggak mungkin saya pakai nama Dara. Aku masih punya nama belakang, Dara
Aurelia Hadikusuma. Makara saya pakai nama Aurel.
“Aurel !?! Nama lo kebagusan! Ganti aja!” beliau kemudian membuka dan membaca namaku keras2
dengan nada jahat. “DARA Aurelia Hadikusuma!” terus beliau bilang. “Gimana kalo lo pake nama
BURUNG DARA? Kayaknya lebih cocok. Besok name tag lo diganti pake nama itu, oke?
Jangan lupa, tulisanya mesti gede2!”
Jahat, kan?
Keadaanku kini kontras banget sama Elang, anak kelas XII yang gres pindah ke SMA
Republik (sekolahku) seminggu yang lalu. Cowok itu keren, tinggi, atletis, andal basket, dan
kabarnya pinter banget dikelas. Apalagi beliau punya mata berwarna cokelat yang siap menyihir
siapa saja yang melihatnya. DIa kelas XII.
Aku memiliki abang berjulukan Adzy beliau kelas XII juga.
Aku punya satu kelebihan. Badanku jangkung. Terakhir saya ukur tinggi badanku 174 cm. Nggak
beda jauhlah sama Elang yang kira2 tingginya 180 cm.
Saking kerenya Elang, Sasha (cewek kelas X paling popular di sekolah) ikut-ikutan masuk bursa
persaingan.
Shasa selalu bilang. “Gue cantik, gue smart, dan gue popular.” Sombong banget, kan?
Aku punya duduk perkara yang lebih penting. Pak Bambang (guru fisika yang paling nyebelin di
sekolah) bilang kalo kemampuan saya dalam hitung-menghitung masih lemah. Aku dikasih PR
tambahan, sepuluh nomor lebih banyak dibandingkan teman-temanku. Dan beliau bicara dengan
bunyi menggelegar. “Dara, khusus untuk kamu, kerjakan sepuluh nomor lagi pada halaman dua
puluh tiga. Kamu masih perlu banyak latihan!”
Padahal banyak anak lain yang nggak bisa jawab pertanyaan Pak Bambang. So, kenapa mesti
aku?
Siang ini saya mau ngerjain soal-soal itu di kantin, sambil nungguin Adzy ikut pembinaan
olimpiade sains. Tapi saya juga cukup andal matematika kok.

No comments:

Post a Comment

Subscribe to our newsletter